Inilah Penghasilan Isis Dari Manfaatkan Perbudakan Wanita

Kelompok teroris radikal ISIS dikabarnya memakai para budak perempuan untuk menghasilkan uang dan menarik anggota gres termasuk para pelaku kekerasan dalam rumah tangga dan para pemerkosa.


Laporan yang tersebut diterbitkan serta dipublikasikan oleh lembaga think-tank Henry Jackson Society (HJS) di wilayah Inggris. yang pokok isinya memperingatkan bahwa perbudakan modern dan kekerasan sexsual menjadi sumber pemasukan bagi kelompok radikal ISIS dan kelompok-kelompok sejenisnya yang beroperasi di wilayah Afrika dan Timur Tengah.


Menurut kabar yang dilansir dari laman bt.com, tahun 2016 kemudian kelompok radikal ISIS memperoleh penghasilan sekitar US$ 10 sampai 30 juta dari perbudakan seksual.


Inilah Penghasilan ISIS dari Manfaatkan Perbudakan Wanita


Kelompok


 


Dalam penellitiannya, penulis sekaligus peneliti Nikita Malik menungkapkan bahwa banyak pihak yang secara rutin dan ditangani secara terpisah oleh lembaga-lembaga global justru semakin berkaitan dengan perkara tersebut.


Dikutip dari laman The Independent pada Rabu (11/10/2017), perempuan itu menuturkan, “Para teroris yaitu para kriminal serta pihak yang menyelundupkannya, sehingga bisa disimpulkan bahwa saja jikalau kelompok-kelompok itu akan saling bekerja sama.”


“Teroris-teroris juga mempunyai motivasi tambahan sebagai ideologis sehingga menerbitkan banyak propaganda dipublik, untuk membenarkan teori perbudakan dan pelecehan seksual kaum yang dianggapnya kafir.”


“Ketika kelompok-kelompok teroris tersebut telah kehilangan wilayah, mereka memanfaatkan rute-rute penyelundupan yang mereka kuasai.”


Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pihak kelompok teroris selalu memakai taktik-taktik yang digunakan oleh kejahatan terorganisasi (organized crime) seolah-olah pembersihan uang dan penyelundupan migran, narkoba, serta senjata yang selama ini kita ketahui.


Mereka kadang juga sengaja merekrut bekas anggota gangster yang mempunyai keahlian yang mereka diperlukan.


Termasuk tempat-tempat paling berkecamuk seolah-olah Libya, di sana kelompok radikal ISIS termasuk di antara kelompok bersenjata yang menyandera, menculik, dan memaksa migran untuk kerja paksa. Sehingga banyak yang kemudian menyelamatkan diri ke Eropa lewat jalur Laut Tengah.


Niger dan Nigeria juga menjadi salah satu titik penting untuk penyelundupan. Di wilayah Timur Tengah, wilayah-wilayah militan ISIS di Suriah dan Irak menjadi poros titik utama.


ISIS secara terbuka mengiklankan kejahatannya itu sebagai salah satu serpihan dari upaya menguasai kelompok minoritas, termasuk dengan penggunaan fatwa dan propaganda sebagai dalih pembenaran perbudakan yang dimaksudkannya.


Laporan HJS menginformasikan, bahwa selain merendahkan dan menghukum warga Yazidi lantaran yaitu yaitu tidak tunduk kepada ideologi kelompok teroris ISIS, genosida yang dilakukan “dimaksudkan sebagai insentif bagi para anggota rekrut dan petempur abnormal baru, melalui janji-janji adanya istri-istri dan budak-budak seks sebagai ‘faktor penarik'”.


Laporan itu menambahkan, “Unsur-unsur keagamaan juga disisipkan dalam praktik kekerasan seksual untuk mengaburkan kesalahan moral suatu pemerkosaan.”


Belum ada Komentar untuk "Inilah Penghasilan Isis Dari Manfaatkan Perbudakan Wanita"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel