Huawei Lirik Bisnis Pembayaran Digital Di Indonesia
Foto: istimewaCalonPedia Jakarta – Pembayaran digital memiliki potensi yang besar di Indonesia. Pasalnya masih banyak penduduk di Tanah Air belum tersentuh perbankan namun memilik smartphone dalam genggamannya.
Hal tersebut diungkap Director ICT Strategy Marketing Huawei Indonesia Mohamad Rosidi ketika berbincang dengan CalonPedia dan sejumlah media di Jakarta, Senin (18/12/2017).
Rosidi mengatakan ketika ini ada 280 juta koneksi telepon genggam di Tanah Air. Perangkat tersebut dimiliki 80% jumlah populasi di Indonesia.
Kendati begitu, masih sedikit masyarakat yang belum tersentuh perbankan. Saat ini gres 143 juta penduduk yang memiliki kartu debit, sementara 117 juta tidak memiliki rekening bank.
“Dari 117 juta penduduk, 100 juta di antaranya memiliki telepon genggam. Ini menjadi potensi bagi pembayaran digital untuk menggarap pasar yang begitu besar,” kata Rosidi.
 Director ICT Strategy Marketing Huawei Indonesia Mohamad Rosidi Foto: Adi Fida Rahman/CalonPedia |
Saat ini, pemerintah Indonesia tengah fokus menimbulkan Indonesia sebagai pusat ekonomi digital di Asia Tenggara pada 2020. Untuk mewujudkan itu, pemerintah telah melakukan sejumlah upaya transformasi ke ekonomi digital.
“Dengan menerapkan keuangan digital dapat meningkatkan perekonomian. Diprediksi GDP global akan naik 6% pada 2025 dengan nilai USD 3,7 triliun. Ini akan menciptakan 95 juta lapangan kerja baru,” ungkap Rosidi.
Lebih lanjut Rosidi mengatakan seiring tren pembayaran digital, ketika ini pihak bank dan istitusi keuangan lainya mengubah layanan konvesional ke digital. Ada tiga aspek penting yang harus diperhatikan, ialah Inovatif, Aset Ringan dan Handal.
Aspek Inovatif mengatakan layanan keuangan inklusif untuk meningkatkan pengalaman pengguna. “Memberikan layanan di mana pun dan kapan pun,” ujar Rosidi.
Aspek Ringan yang memungkinkan bank untuk menarik dan melayani nasabah mereka dengan biaya lebih rendah. Terakhir, Handal yang memposisikan sebagai penyedia layanan terpercaya dengan jaminan kehilangan data 99,99%.
Menghadapi tren pembayaran digital ini, Huawei pun menyiapkan platform infrastruktur yang dapat menjadi pilihan perbankan. Sehingga mereka dapat mengakomodir perubahan tren dan kebutuhan nasabah, dan di ketika bersamaan meningkatkan kualitas layanan untuk jangka panjang.
“Saat ini kami telah membantu proses digitalisasi 500 pelanggan yang memanfaatkan layanan cloud, network, big data dan IoT,” pungkas Rosidi.
Belum ada Komentar untuk "Huawei Lirik Bisnis Pembayaran Digital Di Indonesia"
Posting Komentar