Ada Menara Bts Roboh Di Dki, Apimi: Bukan Anggota Kami

AsosiasiFoto: Seysha Desnikia/detikcom

CalonPedia Jakarta – Asosiasi Penyelenggara Infrastruktur Mikrosel Indonesia (APIMI) ikut angkat bicara soal tragedi robohnya tower atau menara base transceiver station (BTS) di wilayah DKI Jakarta.


Menurut Ketua Umum APIMI Peter Djatmiko, anggota APIMI telah memilki izin dan perjanjian kerja sama (PKS) dengan pemerintah tempat (Pemda) termasuk Pemerintah Daerah DKI.


Ia pun menilai pelaku usaha di sektor itu telah mengatakan sejumlah santunan dan kompensasi untuk akselerasi pengembangan jaringan 4G. Di luar itu, mungkin ada tower provider lainnya yang tak memiliki izin dan PKS dari Pemerintah Daerah DKI.


“Kami mengakui, ada juga penyelengara tiang mikrosel yang tidak memiliki PKS, Dan itu terjadi dari penyelenggara yang tak tergabung APIMI,” ujarnya dalam keterangan yang diterima CalonPedia, Kamis (21/12/2017).


Tanpa adanya infrastruktur tiang Mikrosel, ia menambahkan, pengembangan jaringan 4G di kota besar dan perihal ihwal smart city tidak akan terwujud. “Sesuai dengan isi PKS, banyak santunan dan kompensasi yang telah diberikan oleh Anggota APIMI kepada Pemda,” masih kata Peter.










Baca juga: Tower BTS Roboh di Cipayung, Timpa 3 Rumah



Perizinan menara BTS ini belakangan juga menjadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta mengingat banyaknya menara yang berdiri di lima wilayah kota Jakarta tidak membayar sewa kepada Pemprov DKI, padahal mereka menggunakan lahan milik Pemprov DKI.


Peter mengemukakan semua tiang mikrosel yang dibangun oleh APIMI memiliki izin dan perjanjian kerjasama (PKS) dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta.


“Yang membedakan tiang mikrosel yang dibangun oleh anggota APIMI yaitu semuanya memiliki izin dari Pemda. Ada juga penyelengara tiang mikrosel yang tidak memiliki PKS,” ungkapnya.










Baca juga: Tower BTS yang Roboh di Cipayung Bukan Milik Operator



Bukan hanya memiliki izin, anggota APIMI juga memiliki kewajiban mengatakan santunan kepada Pemerintah Daerah dikala membangun tiang mikrosel mirip menyediakan menyediakan GPS Busway Tracking System untuk koridor 1 dan juga penyediaan CCTV untuk kebutuhan Pemda.


“Satu penyelenggara saja mirip iForte nilai kontribusinya mampu mencapai Rp1 miliar per bulan,” jelasnya.










Baca juga: Tower BTS Roboh di Cipayung, Tanggung Jawab Siapa?



Solusi Broadband


Lebih lanjut disampaikan Peter, inftastruktur mikrosel ini dibutuhkan untuk mendukung perkembangan teknologi selular mirip 4G LTE yang membutuhkan kanal data yang sangat dan tidak dapat dipenuhi oleh menara-menara makrosel.


“Mikrosel dapat mengisi wilayah layanan yang tidak terjangkau oleh menara makrosel,” katanya.


Seiring dengan terus bertambahnya pengguna smartphone, keberadaan mikrosel bias menjadi solusi sebab yaitu ialah dapat menambah kapasitas jaringan di tempat urban dengan pengguna smartphone yang sangat padat.










Baca juga: Anies-Sandi Didesak Audit Perizinan Tower dan Billboard



Dengan sel-sel yang lebih kecil, operator selular dapat mengoptimalkan penggunaan spectrum frekuensi untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah pelanggan dan kebutuhan trafik data yang semakin besar.


Di DKI Jakarta saja, misalnya, dimana pengguna smartphone jumlahnya sangat banyak dan kapasitas penggunaannya juga cukup besar dimana layanan data tidak hanya digunakan untuk mengakses social media saja melainkan juga untuk kebutuhan pekerjaan. Kebutuhan kapasitas layanan data menjadi duduk kasus kebanyakan operator.










Baca juga: Sandi Minta Pemilik Tower BTS yang Roboh Perbaiki Rumah Warga



Oleh sebab yaitu ialah itu kebutuhan akan mikrosel sangat banyak untuk mengatasi kepadatan trafik tersebut. Dengan mikrosel yang mampu menjangkau radius 250 meter, Jakarta membutuhkan setidaknya 6000 tiang mikrosel. Sedangkan jumlah yang mampu dipenuhi oleh APIMI dikatakan Peter baru sekitar 2000 tiang.


Menurut Peter, jumlah kebutuhan tiang mikrosel tersebut tentunya akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya kepadatan pengguna layanan data.


Tanpa adanya infrastruktur tiang mikrosel, upaya pemerintah untuk mewujudkan broadband plan dan pengembangan jaringan 4G di kota besar serta perihal ihwal smart city yang dikala ini sedang ramai dikembangkan, diyakini Peter, tidak akan terwujud.





Belum ada Komentar untuk "Ada Menara Bts Roboh Di Dki, Apimi: Bukan Anggota Kami"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel